Kisah Penuh Hikmah Tentang Berbakti Kepada Orang Tua

Kisah Penuh Hikmah Tentang Berbakti Kepada Orang Tua




Di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun.
 
Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya.

Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata: “Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah”

Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah.

Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.

‘Orang tua’ bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Karena pada saat engkau sukses atau saat engkau dalam keadaan susah, hanya ‘orang tua’ yang mengerti kita dan batinnya akan menderita kalau kita susah. ‘Orang tua’ kita tidak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah kurang ajar kepada orang tua. Namun Bapak dan Ibu kita akan tetap mengasihi kita.

Mari kita merenungkan, apa yang telah kita berikan untuk orang tua kita, nilai berapapun itu pasti dan pasti tidak akan sebanding dengan pengorbanan ayah ibu kita.

Muliakan ia selagi masih hidup, dan doakan jika telah tiada.

Pengusaha baja/Pemilik PT. Artha Mas Graha Andalan. 
Ketika ditanya rahasia suksesnya menjadi Pengusaha, jawabnya singkat:
“Jadikan orang tuamu Raja, maka rezeki mu seperti Raja”. 

Pengusaha yang kini tinggal di Cikarang ini pun bercerita bahwa orang hebat dan sukses yang ia kenal semuanya memperlakukan orang tuanya seperti Raja.

Mereka menghormati, memuliakan, melayani dan memprioritaskan orang tuanya. 
Lelaki asal Banyuwangi ini bertutur, “Jangan perlakukan Orang tua seperti Pembantu". 

Orang tua sudah melahirkan dan membesarkan kita, lha kok masih tega-teganya kita minta harta ke mereka, pada hal kita sudah dewasa.

Atau orang tua diminta merawat anak kita sementara kita sibuk bekerja.

Bila ini yang terjadi maka rezeki orang itu adalah rezeki pembantu, karena ia memperlakukan orang tuanya seperti pembantu. 

Walau suami/istri bekerja, rezekinya tetap kurang bahkan nombok setiap bulannya.

Menurut sebuah lembaga survey yang mengambil sampel pada 700 keluarga di Jepang, anak-anak yang sukses adalah : mereka yang memperlakukan dan melayani orang tuanya seperti seorang Kaisar.

Dan anak-anak yang sengsara hidupnya adalah mereka yang sibuk dengan urusan dirinya sendiri dan kurang perduli pada orang tuanya.

Tapi juga JANGAN mendekati orang tua hanya untuk mendapatkan hartanya.

Mari terus berusaha keras agar kita bisa memperlakukan orang tua seperti raja. Buktikan dan jangan hanya ada di angan-angan.

Beruntunglah bagi yang masih memiliki orang tua, masih BELUM TERLAMBAT untuk berbakti. Sebelum mereka kembali keharibaan Allah.

UANG bisa dicari, ilmu bisa di gali, tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua kita takkan terulang kembali.



Read More
Kisah Hikmah Tentang Wasiat Sang Ayah

Kisah Hikmah Tentang Wasiat Sang Ayah


Image from google.com


Kisah Inspirasi - Alkisah seorang kaya raya sedang sakit parah. Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak-anak tercintanya.

Beliau berwasiat:
Anak-anakku, jika ayah sudah dipanggil yang Maha Kuasa, ada permintaan ayah kepada kalian:


"Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan ayah walaupun kaos kaki itu sudah robek, ayah ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan semasa bekerja di kantor ayah dan minta kenangan kaos kaki itu dipake bila ayah dikubur nanti."

Singkat cerita, akhirnya sang ayah wafat. Saat mengurus Jenazah dan saat mengkafani, anak-anaknya minta ke pak modin untuk memakaikan kaos kaki yang robek itu sesuai wasiat ayahnya.

Akan tetapi pak modin menolaknya:
"Maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan kepada mayat."

Terjadi perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak modin yang juga ustadz yang melarangnya.

Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus notaris keluarga tersebut.

Beliau menyampaikan: "Sebelum meninggal bapak menitipkan surat wasiat, ayo kita buka bersama-sama siapa tahu ada petunjuk."

Maka dibukalah surat wasiat almarhum untuk anak-anaknya yang di titipkan kepada notaris tersebut.

Ini bunyinya:
"Anak-anakku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki robek kepada mayat ayah"

"Lihatlah anak-anakku, padahal harta ayah banyak, uang berlimpah, beberapa mobil mewah, tanah dan sawah dimana-mana, rumah mewah banyak, tetapi tidak ada artinya ketika ayah sudah mati."

"Bahkan kaos kaki robek saja tidak boleh dibawa mati."

"Begitu tidak berartinya dunia, kecuali amal ibadah kita, sedekah kita yang ikhlas."

"Anak-anakku, inilah yang ingin ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dengan dunia yang sementara."

"Salam sayang dari Ayah yang ingin kalian menjadikan dunia sebagai jalan menuju ridho Allah."

Semoga bermanfaat,


Read More
Berikut Adalah Tanda Kegagalan Meraih Keutamaan Di bulan Ramadhan

Berikut Adalah Tanda Kegagalan Meraih Keutamaan Di bulan Ramadhan

image from pixabay.com

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka lebar-lebar. Namun banyak orang gagal mendapatkan keutamaan dan kemuliaan dibulan suci ini. Di bawah ini adalah Tanda kegagalan meraih keutamaan Ramadhan Dan kiat-kiat menghindari gagalnya mendapatkan keutamaan dibulan Ramadhan.

1.  Memutuskan tali silaturrahim.
Hendaknya Dibulan suci ini kita memperkuat silaturahmi. Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasulullah Saw berkhotbah kepada para Sahabat, dengan bersabda : “Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya”. Puasa mendidik pribadi-pribadi untuk menumbuhkan jiwa kasih saying dan tali cinta.

2. Malas membaca Al-Qur’an.
Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya baik siang maupun malam Ramadhan untuk membaca Al-Qur’an. Ibadah ummatku yang paling utama adalahpembacaan Al-Quran (HR Baihaqi).
Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali sebanyak mungkin kemuliaan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus nampak berlanjut setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan suci.

3. Mudah mengumbar amarah.
Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda : “Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisamenguasai diri ketika marah.”
Dalam hadits lain beliau bersabda : “Puasa itu perisai diri, apabila salah seorang dari kamu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan membodohkan diri. Jika ada seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah sesesungguhnya saya sedang berpuasa” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

4. Gemar bicara sia-sia dan dusta.
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta perbuatan Az-Zur, maka Allah tidak membutuhkan perbuatan orang yang tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi Allah padahal dia meninggalkan makan dan minumnya” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Kesempatan Ramadhan adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah supaya senantiasa berkata yang baik-baik . Umar ibn Khattab Ra berkata : Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia (Al Muhalla VI: 178).
Ciri orang gagal memetik buah Ramadhan kerap berkata di belakang hatinya. Kalimat-kalimatnya tidak ditimbang secara masak : Bicara dulu baru berpikir, bukan sebaliknya, berpikir dulu, disaring, baru diucapkan.


5. Labil dalam menjalani hidup.
Labil alias perasaan gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani hidup juga tanda gagal Ramadhan. Pesan Rasulullah SAW : ‘Sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan yang penuh berkah. Allah telah memfardhukan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dibuka semua pintu surga, dikunci semua pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tiada diberikan kebajikan malam itu, maka sungguh tidak diberikan kebajikan atasnya’ (HR Ahmad, Nasa’i, Baihaqi dari Abu Hurairah)
Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.

6. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.
Salah satu ciri utama alumnus Ramadhan yang berhasil ialah tingkat taqwa yang meroket. Dan setiap orang yang ketaqwaannya semakin kuat ialah semangat mensyiarkan Islam. Berbagai kegiatan amar ma’ruf nahiy munkar dilakukannya, karena ia ingin sebanyak mungkin orang merasakan kelezatan iman sebagaimana dirinya. Jika semangat ini tak ada, gagal lah Ramadhan seseorang.


7. Gampang mengulur shalat fardhu.
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan kecuali orang-orang yang bertaubat dan beramal shalih” (Maryam: 59).
Menurut Said bin Musayyab, yang dimaksud dengan tarkush-shalat (meninggalkan shalat) ialah tidak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya. Misalnya menjalankan shalat zhuhur menjelang waktu ashar, ashar menjelang maghrib, shalat maghrib menjelang isya, shalat isya menjelang waktu subuh serta tidak segera shalat subuh hingga terbit matahari. Orang yang bershiyam Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.

8. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.
Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul-lail. Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah merupakan ciri orang yang shalih.
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami” (Al-Anbiya:90).
Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku mencintainya. (Hadits Qudsi)

9. Kikir dan rakus pada harta benda.
Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan shadaqah adalah tandanya. Salah satu sasaran utama shiyam agar manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada harta benda, karena ia termasuk sifat kehewanan (Bahimiyah). Cinta dunia serta gelimang kemewahan hidup sering membuat manusia lupa akan tujuan hidup sesungguhnya.
Mendekat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala, akan menguatkan sifat utama kemanusiaan (Insaniyah).

10. Menyia-nyiakan waktu.
Al-Qur’an mendokumentasikan dialog Allah SWT dengan orang-orang yang menghabiskan waktu  mereka untuk bermain-main. Allah bertanya : “Berapa tahunkan lamanya kamu tinggal di bumi ?.” Mereka menjawab : “Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman : “Kamu tidak tingal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. “Maka apakah kamu mengira sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenarnya; tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia” (Al-Mu’minun: 112-116).
Termasuk gagal dalam ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.

11. Khianat terhadap amanah.
Shiyam adalah amanah Allah yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggung-jawabkan di hadapan-Nya kelak. Shiyam itu ibarat utang yang harus ditunaikan secara rahasia kepada Allah.
Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sir (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata. Sebaliknya orang yang gagal Ramadhan mudah mengkhianati amanah, baik dari Allah maupun dari manusia.

12. Rendah motivasi hidup berjama’ah.
Frekuensi shalat berjama’ah di masjid meningkat tajam selama Ramadhan. Selain itu, lapar dan haus menajamkan jiwa social dan empati terhadap kesusahan sesama manusia, khususnya sesama Muslim. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjama’ah, yang saling menguatkan.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh” (Ash-Shaf: 4). Ramadhan seharusnya menguatkankan motivasi untuk hidup berjama’ah.

13. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.
Hawa nafsu dan syahwat yang digembleng habis-habisan selama bulan Ramadhan merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan taat kepada Allah lebih mulia dari mereka yang tunduk kepada makhluk.

14. Malas membela dan menegakkan kebenaran.
Sejumlah peperangan dilakukan kaum Muslimin melawan tentara-tentara kafir berlangsung di bulan Ramadhan. Kemenangan Badar yang spektakuler itu dan penaklukan Makkah (Futuh Makkah) terjadi di bulan Ramadhan. Di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin berani unjuk gigi, para alumni akademi Ramadhan seharusnya semakin gigih dan strategis dalam membela dan menegakkan kebenaran. Jika bulan suci ini tidak memberi bekal perjuangan baru yang bernilai spektakuler, maka kemungkinan besar ia telah meninggalkan kita sebagai pecundang.

15. Tidak mencintai kaum dhuafa.
Syahru Rahmah, Bulan Kasih Sayang adalah nama lain Ramadhan, karena di bulan ini Allah melimpahi hamba-hamba-Nya dengan kasih sayang ekstra. Shiyam Ramadhan menanam benih kasih sayang terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan masyarakat. Faqir miskin, anak-anak yatim dan mereka yang hidup dalam kemelaratan. Rasa cinta kita terhadap mereka seharusnya bertambah.
Jika cinta jenis ini tidak bertambah sesudah bulan suci ini, berarti Anda perlu segera instrospeksi.

16. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.
Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sadaqah, karena istighfar dan sadaqah dapat menambal yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari puasa. Menginjak hari-hari berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan muhasabah (introspeksi) diri.
“Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Hasyr: 18).

17. Sibuk mempersiapkan Lebaran.
Kebanyakan orang semakin disibukkan oleh urusan lahir dan logistik menjelang Iedul Fitri. Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah dalam bulan mulia ini. Menjadi pemenang sejati atau pecundang sejati.
Konsentrasi pikiran telah bergeser dari semangat beribadah, kepada luapan kesenangan merayakan Idul Fitri dengan berbagai kegiatan, akibatnya lupa seharusnya sedih akan berpisah dengan bulan mulia ini.

18. Idul Fitri dianggap hari kebebasan.
Secara harfiah makna Iedul Fitri berarti ‘hari kembali ke fitrah’. Namun kebanyakan orang memandang Iedul Fitri laksana hari dibebaskannya mereka dari penjara Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan meninggalkannya, ucapan dan tindakannya kembali cenderung tak terkendali, syahwat dan birahi diumbar sebanyak-banyaknya. Mereka lupa bahwa Iedul Fitri seharusnya menjadi hari di mana tekad baru dipancangkan untuk menjalankan peran khalifah dan abdi Allah secara lebih profesional.

Kesadaran penuh akan kehidupan dunia yang berdimensi akhirat harus berada pada puncaknya saat Iedul Fitri, dan bukan sebaliknya.

Read More
Nasehat Indah Rasulullah Untuk Perempuan Beristri

Nasehat Indah Rasulullah Untuk Perempuan Beristri

Inilah Nasehat Indah Rasulullah SAW Untuk Perempuan Beristri

Image from pixabay.com

1. Menerima dengan ikhlas kepemimpinan suami dan qanaah kepadanya

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (An-Nisa: 34)

“…. Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunya kelebihan di atas mereka. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah: 228)


2. Keridhaan suami atas sikap istri adalah pintu surga bagi istri

“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab: “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad dan selainnya)

“Jika wanita mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya (pada hari Kiamat): ‘Masuklah ke dalam Surga dari pintu manapun yang kamu suka'”. (HR. Ahmad)


3. Mentaati suami, kecuali dalam perkara maksiat

“Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang ma’ruf.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Ahmad)
“Dan para istri yang kalian khawatirkan (kalian ketahui dan yakini) nusyuznya maka hendaklah kalian menasihati mereka, meninggalkan mereka di tempat tidur, dan memukul mereka. Kemudian jika mereka menaati kalian maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka.” (An-Nisa`: 34)

“Rasulullah SAW pernah ditanya tentang isteri yang baik. Beliau menjawab: Apabila diperintah, ia selalu taat, apabila dipandang menyenangkan, dan ia selalu menjaga diri dan harta suami (manakala suaminya tidak ada)” (HR. Nasa`i)

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak ajakan suaminya melainkan yang di langit (penduduk langit) murka pada istri tersebut sampai suaminya ridha kepadanya.” (HR. Muslim)

Tidaklah seorang mukmin mengambil manfaat setelah ketakwaan kepada Allah SWT yang lebih baik daripada istri shalihah: jika ia menyuruhnya, ia mentaatinya; jika ia memandangnya, ia menyenangkan hatinya; jika ia bersumpah kepadanya, ia menunaikan sumpahnya; dan jia ia sedang pergi darinya, ia memelihara kesucian diri dan menjaga harta suaminya.” (HR. Ibnu Majah)


4. Membantu suami dalam menegakkan agama dan memelihara kehormatannya

“Harta yang utama adalah lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang senantiasa bersyukur dan istri beriman yang membantu suami dalam menegakkan bangunan imannya”. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

“Wanita itu pemimpin di rumah suaminya.” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi)

“Sebaik-baiknya istri kalian ialah yang penuh kasih dan taat terhadap suaminya jika mereka bertakwa kepada Allah. Dan seburuk-buruk istri kalian ialah yang bersolek dan banyak akal (untuk memperdaya suaminya); mereka adalah munafik, yang tidak akan masuk Surga dari mereka kecuali seperti gagak yang kedua kaki dan paruhnya berwarna merah.” (HR. Abu Nu’aim)

“Wanita manapun yang menanggalkan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah merusak tabir-Nya darinya.” (HR. At-Tirmidzi)


5. Tidak keluar rumah kecuali atas izin suami

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. ….” (Al-Ahzab: 33)

“…..janganlah ia keluar rumah dalam keadaan suaminya tidak ridha.” (HR. Baihaqi dan Hakim)
“Jika istri salah seorang dari kalian meminta izin untuk pergi ke masjid, maka janganlah menghalanginya.” (HR. Bukhari, Muslim, dan yang lainnya)

“Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama dari shalatnya di kamarnya, shalatnya di bilik khususnya lebih utama dari shalatnya di rumahnya.” (HR. Abu-Dawud)


6. Tidak berpuasa sunnah kecuali atas izin suami

“Tidak halal bagi wanita melaksanakan puasa, sedangkan suaminya ada di rumah, kecuali dengan seizinnya.” (HR. Al-Bukhari, dan Muslim)


7. Tidak menyakiti suami serta tidak menuntut kepadanya sesuatu yang tidak dibutuhkan dan melebihi kesanggupannya

“Tidaklah seorang wanita menyakiti hati suaminya di dunia, melainkan istrinya yang berasal dari kalangan bidadari berkata: ‘Jangan sakiti dia, semoga Allah membinasakanmu. Ia hanyalah seorang yang lemah yang nyaris meninggalkanmu (untuk pergi) kepada kami’ ” (HR. At-Tirmidzi)

“Ridhalah dengan apa yang Allah berikan kepadamu, niscaya engkau menjadi manusia paling kaya.” (HR. Al-Bukhari)

“Allah tidak memandang seorang wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya, padahal dia butuh kepadanya.” (HR. An-Nasai)

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab: “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka pada suatu masa, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata: ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Tidak boleh mengizinkan seseorang masuk ke rumah suami kecuali dengan izin suami
“Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seorang yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibn Majah)

9. Tidak boleh menginfaqkan sebagian hartanya kecuali atas izin suami
“Seorang istiri tidak boleh menginfakkan sebagian harta suami kecuali dengan izinnya” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Hasan)

Semoga bermanfaat. \


(Sumber dari sahabat Islami)


Read More
Hikmah Dan Keutamaan Membaca Alquran

Hikmah Dan Keutamaan Membaca Alquran



Keutamaan Dan Hikmah Membaca Al quran - Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang diwahyukan  kepada nabi agung kita Muhammad SAW dan petunjuk kita hidup di dunia dan di akhirat, Berikut beberapa hadist dari Rasulullah saw tentang keutamaan Pahala dari membaca dan mengamalkan Alqur'an :

Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]

Dari Aisyah r.h.a berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda , “Orang yang ahli dalam al Qur’an akan berada bersama malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang terbata-bata membaca al Qur’an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.” (Hr. bukhari, Nasa’I, Muslim, Abu Daud, Tarmidzi, dan ibnu Majah)

Dari Utsman r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda, “sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar al Qur’an dan mengajarkannya.” (Hr. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah)

Dari Uqbah bin Amir r.a., ia menceritakan, “Rasulullah saw. Datang menemui kami di shuffah, lalu beliau bertanya, ‘Siapakah diantara kalian yang suka pergi setiap hari ke pasar Buth-han atau Aqiq lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta betina dari jenis yang terbaik tanpa melakukan satu dosa atau memutuskan tali silaturahmi?’ Kami menjawab, Ya Rasulullah, kami semua menyukai hal itu.’ Rasululullah saw. Bersabda, ‘Mengapa salah seorang dari kalian tidak kemasjid lalu mempelajari atau membaca dua buah ayat al Qur’an (padahal yang demikian itu) lebih baik baginya dari pada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, dan begitu pula membaca empat ayat lebih baik baginya daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca mendapat sejumlah yang sama dari unta-unta.” (Hr. Muslim dan Abu Dawud)

Dari Abu Musa r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “perumpamaan orang mu’min yang membaca al Qur’an adalah seperti jeruk manis yang baunya harum dan rasanya manis. Perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca al Qur’an adalah seperti kurma, tidak berbau harum tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca al Qur’an adalah seperti bunga, baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al Qur’an seumpama buah pare, tidak berbau harum dan rasanya pahit.” (Hr. Bukhari, Muslim, Nasai, dan Ibnu Majah)

Dari Umar r.a berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Allah mengangakat derajat berapa kaum melalui kitab ini (al Qur’an) dan Dia merendahkan beberapa kaum lainnya melalui kitab ini pula.” (Hr. Muslim)

Dari Abu Hurairahr.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, Allah tidak pernah mendengarkan sesuatu dengan penuh perhatian sebagaimana Dia mendengarkan dengan penuh perhatian kepada seorang nabi yang melagukan al Qur’an.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

Dari Utsman bin Abdullah bin Aus ats Tsaqafi r.a. dari kakeknya, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Bacaan al Qur’an seseorang tanpa melihat mushaf adalah seribu derajat (pahalanya), dan bacaannya dengan melihat mushaf adalah dilipatkan sampai dua ribu derajat.” (Hr. Baihaqi-Syu’abul Iman)

Dari Abdullah bin Umar r. huma. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air.” Beliau ditanya “Wahai Rasulullah, bagaimana cara membersihkannya?” Rasulullah saw. bersabda, “Memperbanyak mengingat maut dan membaca al Qur’an.” (Hr. Baihaqi)

Dari Abdur Rahman bin Auf r.a. dari Nabi saw.. “Ada tiga hal yang akan berada di bawah naungan Arasy Ilahi pada hari kiamat: (1) al Qur’an yang akan membela hamba Allah dan ia mempunyai zhahir dan batin: (2) Amanat: dan (3) Silaturahmi yang akan berseru, “Ingatlah! Siapa yang menghubungkan aku, maka Allah menghubunginya, dan siapa yang memutuskan aku, maka Allah memutuskannya.” (Dikutib dari Kitab Syarhus Sunnah).

Dari Abdullah bin Umar r.huma. berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “(pada hari Kiamat kelak) akan diseur kepada ahli al Qur’an, ‘Bacalah dan teruslah naik, bacalah dengan tartil seperti yang engkau telah membaca dengan tartil di dunia, karena sesungguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.” (Hr. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, dan Ibnu Haban)

Dari Abu Dzar r.a., ia menceritakan, “Aku pernah berkata pada Rasulullah saw., ‘Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat! ‘Rasulullah saw. bersabda, ‘Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah Swt., karena takwa adalah akar dari setiap urusan.’ Saya berkata lagi, ‘Wahai Rasulullah, tambahkan wasiat untukku!’ Rasulullah pun bersabda, ‘Hendaklah engkau membaca al Qur’an, karena sesungguhnya al Qur’an itu nur bagimu di muka bumi dan bekal yang disimpan di langit.” (Hr. Ibnu Habban)

Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu hasanah (kebaikan) dan satu hasanah itu sama dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (Hr. Tirmidzi).

Dari Mu’adz al Juharni r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “barangsiapa membaca al Qur’an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada hari Kiamat yang cahayanya lebih terang daripada cahaya matahari seandainya berada dirumah-rumah kalian di dunia ini. Maka bagaimana menurut perkiraan kalian mengenai orang yang mengamalkannya?” (Hr. Ahmad dan Abu Dawud)


Dari Ali karramallaahu wajhah, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membaca al Qur’an dan menghafalnya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah Swt. akan memasukannya ke dalam Surga dan allah menjaminnya untuk member syafaat kepada sepuluh orang keluarganya yang kesemuanya telah diwajibkan masuk neraka.” (Hr. Ahmad dan Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Pelajarilah al Qur’an dan bacalah ia, karena sesungguhnya perumpamaan al Qur’an bagi orang yang mempelajarinya, lalu membacanya dan mengamalkanny adalah seperti sebuah wadah terbuka yang penuh dengan kasturi, wanginya semerbak menyebar keseluruh tempat. Dan perumpamaan orang yang belajar al Qur’an, tetapi ia tidur sementara al Qur’an berada di dalam hatinya adalah seperti sebuah wadah ayng penuh dengan kasturi tetapi tertutup.” (Hr. Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban)

Dari Aisyah r.ha. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Membaca al Qur’an di dalam shalat lebih utama daripada membaca al Qur’an di luar shalat, membaca al Qur’an diluar shalat lebih utama daripada tasbih dan takbir, tasbih lebih utama daripada sedekah, sedekah lebih utama daripada shaum, dan shaum adalah perisai dari api neraka.” (Hr. Baihaqi- Syu’abul Iman)

Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan saling mengajarkannya di antara mereka, melainkan diturunkan ke atas mereka sakinah, rahmat menyirami mereka, para malaikat mengerumuni mereka, dan Allah Swt. menyebut-nyebut mereka di kalangan (malaikat) yang ada disisinya.” (Hr. Muslim dan Abu Dawud)

Dari Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia.” Para sahabatnya bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa-Nya.” (Hr. nasai, Ibnu Majah, Hakim, dan Ahmad)

Baca juga disini : HIKMAH DAN KEUTAMAAN MEMBACA AYAT KURSI

Dari Ubaidah al Mulaiki r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai ahli-ahli al Qur’an, janganlah kalian menggunakan al Qur’an sebagai bantal dan bacalah al Qur’an dengan sebenar-benarnya bacaan pada malam dan siang hari, sebarkanlah ia, bacalah ia dengan suara merdu, dan pikirkanlah isi kandungannya! Mudah-mudahan kalian beruntung. Janganlah kalian meminta disegerakan upahnya (didunia), karena ia mempunyai ganjaran (diakhirat).” (Hr. Baihaqi – Syu’abul Iman)

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat pada malam hari, maka pada ia tidak akan dicatat dalam golongan orang-orang yang lalai.” (Hr. Hakim, shalih menurut syarat Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa menjaga shalat-shalat fardhu, maka tidak akan dicatat dalam golongan orang-orang yang lalai. Dan barangsiapa membaca seratus ayat pada malam hari, maka ia akan dicatat dalam golongan orang-orang yang taat.” (Hr. Ibnu Khuzaimah, Hakim, Shahih menurut syarat Bukhari Muslim).

Masih banyak lagi Dalil dan hadist tentang keutamanaan- keutamaan Dan Hikmah dari Membaca Al Quran, Semoga kita selalu diberikan hidayah oleh Allah SWT untuk senantiasa beribadah kepadaNya dengan benar dan baik yang diiringi dengan sunnah Rosululloh Muhammad SAW. AMIN


Read More
10 Macam Siksaan Mengerikan Bagi Wanita Di Neraka Jahannam

10 Macam Siksaan Mengerikan Bagi Wanita Di Neraka Jahannam

Siksaan Bagi  Wanita Pendosa Di Neraka JahannamBerikut bermacam siksa bagi wanita yang memasuki Neraka Jahannam, Semoga kita tidak termasuk didalamnya...

1: wanita yg di gantung rambut nya dan otaknya mendidih karena tidak menutup rambutnya

2: wanita yg di gantung lidahnya dan tangannya di keluarkan dari puggung nya sedang cairan aspal panas di tuangkan di teggorokannya,karena menyakiti hati SUAMINYA dengan lidahnya / kata" kotornya......!!

3: wanita yg di gantung dengan buah dadanya karena menyusui ANAK ORANG lain tanpa seizin suaminya.......!!

Ilustrasi gambar : search google

4: wanita yg di ikat dengan kaki dan tangannya,karena keluar rumah tanpa izin suaminya dan tidak mandi wajib dari HAID dan NIFAS

5: wanita yg di ikat degan kaki dan tangannya sampai ke ubun" di belit dan di sengati ular dan kalajengking ,karena dia mampu untuk sholat dan puasa tapi dia tidak mengerjakannya dan tidak mau wudhu dan mandi wajib

6: wanita yg memakan badannya sendiri karena bersolek untuk di lihat laki" lain dan suka membicarakan AIB ORANG......!!

7: wanita yg meggunting" badannya sendiri karena suka memanjakan diri ( ingin terkenal ) dan mempertontonkan perhiasannya di depan orang banyak sehingga tertarik ke padanya....!!

8: wanita berkepala babi dan badannya seperti keledai karena dia suka berdusta dan mengadu domba......!!

9: wanita berbentuk anjing dan api di masukkan dari mulut higga keluar dari duburnya dan malaikat memukul mukul kepalanya, karena dia ahli fitnah dan suka marah" pada SUAMINYA....!!

10: wanita di ikat ke 2 kakinya sampai payudara dan ke 2 tangannya sampai ke ubun" dan di sengati ular dan kala jengking , karena ia telah membiarkan laki" lain untuk BERJINAH dengannya.....!!

Subhanallah maha dahsyatnya siksa neraka jahannam......!!
Semoga khususnya para wanita / pria  muslim didunia bisa selamat dari siksa api neraka jahannam aamiin......!!


Read More
Hikmah Memuliakan Tamu

Hikmah Memuliakan Tamu

Ada seseorang wanita mengeluh pada Rasulullah lantaran tingkah laku dari suaminya. Karena Suaminya senantiasa mengundang beberapa orang datang ke tempat tinggalnya serta menjamunya hingga tamu-tamu itu mengakibatkan sang istri merasa susah serta merasa lelah untuk menjamu Tamu- tamu tersebut. 

image : youtube.com
Lalu kemudian wanita itu keluar meninggalkan Rasulullah serta tak memperoleh jawaban apapun dari Rasul saw.  

Setelah sekian waktu berlalu ...  

Rasulullah pun mendatangi ke tempat tinggal suami-istri itu, Rasulullah bersabda pada sang suami : " Sebenarnya saya adalah tamu di rumahmu hari itu. " 

Betapa bahagianya sang suami untuk mendengar perkataan Rasulullah itu,kemudian dia selekasnya menghampiri istrinya untuk menyampaikan kabar gembira itu kalau tamu hari itu yaitu Rasulullah. 

Mendengar itu Si istri juga merasa sangat bahagia dia juga selekasnya memasak makanan yang lezat serta nikmat.   

Dia pun mengerjakan hal itu dengan penuh rasa bahagia didalam hatinya. 

Ketika waktunya Rasulullah akan pergi dari tempat tinggalnya sesudah beliau memperoleh kemuliaan serta merasa bahagia dengan keridhoan pasangan ini.  

قال للزوج عندما أخرج من بيتك دع زوجتك تنظر إلى الباب الذي أخرج منه

Rasulullah bersabda pada suaminya : " Saat saya bakal keluar kelak dari rumahmu, panggil istrimu serta perintahkan dia untuk lihat ke pintu tempat saya keluar. " 

Maka kemudian sang istri lihat Rasulullah keluar dari tempat tinggalnya di ikuti oleh binatang-binatang melata, seperti kalajengking serta beragam binatang yang berbahaya yang lain di belakang Rasulullah. 

Terkejutlah sang istri dengan apa yang dilihat itu. 

فقال لها رسول الله هكذا دائما عندما يخرج الضيوف من بيتكِ يخرج كل البلاء والضرر والدواب من منزلك. 

Maka Rasulullah bersabda : " "Seperti itulah yang terjadi. Setiap kali tamu keluar dari rumahmu, maka keluar pula segala bala', bahaya dan segala binatang yang membahayakan dari rumahmu."

"Maka inilah hikmah  memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah karena kedatangannya."

Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai ALLAH.

Begitu indahnya rumah yang selalu terbuka untuk anak kecil atau dewasa. 

Rumah yang di dalamnya turun rahmat  dan berbagai keberkahan dari langit.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " إذا أراد الله بقوم خيراً أهدى لهم هدية. 

Rasulullah bersabda : "Jika ALLAH menginginkan kebaikan terhadap satu kaum, maka ALLAH akan memberikan hadiah kepada mereka.

Para sahabat bertanya : "Hadiah apakah itu, ya Rasulullah...............?."

قال: الضيف ينزل برزقه، ويرتحل بذنوب أهل البيت."

Rasulullah bersabda : "Tamu akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan  menghapus dosa-dosau penghuni rumah."

وقال صلى الله عليه وسلم: كل بيت لا يدخل فيه الضيف لا تدخله الملائكة."

Rasulullah bersabda : "Rumah yang tidak dimasuki tamu (tidak ada tamu), maka Malaikat Rahmat tidak akan masuk ke dalamnya."

وقال صلى الله عليه وسلم: " الضيف دليل الجنة."

Rasulullah bersabda : "Tamu adalah penunjuk jalan menuju Surga."

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه

Rasulullah bersabda : "Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan Hari Akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya."

Marilah sobat kita saling bersilaturrahim...

( Sumber : Medsos )


Read More
Bacaan Doa agar dijauhkan dari Fitnah permusuhan

Bacaan Doa agar dijauhkan dari Fitnah permusuhan

BACAAN DOA AGAR DIJAUHKAN DARI PERMUSUHAN


Image from : Dream.co.id
Salah satu diantara prinsip-prinsip yang diajarkan dan ditekankan dalam islam adalah menjaga persaudaraan sesama muslim dalam artian selalu menjaga silaturahmi dan hubungan baik sesama Muslim. Oleh arena itu, Allah memotivasi agar para kaum muslimin berupaya menjadikan muslim yang lain sebagaimana layaknya saudara. Allah Swt Berfirman “Sesungguhnya hanya kaum muslimin yang bersaudara. Karena itu, berupayalah memperbaiki hubungan antara kedua saudara kalian..” (QS. Al-Hujurat: 10).

Dan tidaklah halal bagi sesama Muslim bila tidak bertegur sapa selam tiga hari, Sebagaimana pesan rasulullah saw " Janganlah kalian saling marah, jangan saling dengki, dan jangan pula saling tidak peduli satu sama lain, tetapi jadilah kamu semua bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya 9sesama muslim) selama tiga hari." (HR Muslim).

Berikut dibawah ini adalah doa agar dijauhkan kita dari permusuhan lengkap latin dan artinya,



Latin :
ALLOOHUMMA LAA TUSYMIT BII 'ADUWWI WA LAA TASU'BII SHODIIQII WA LAA TAJ'AL MUSHIIBATII FII DIINII WA LAA TAJ'ALID DUN-YAA AKBARO HAMMI WA LAA TUSALLITH 'ALAYYA MAL LAA YARHAMUNII YAA HAYYUU YA QOYUUM.

Artinya :
Ya allah, janganlah jadikan musuhku gembira karena kesusahanku, dan janganlah jadikan temanku membuat kejahatan terhadapku, dan janganlah jadikan kemalanganku dalam urusan agamaku, dan janganlah jadikan kepentingan dunia  menjadi pusat perhatianku, dan janganlah jadikan orang yang tidak berbelas kasihan menzalimiku, wahai tuhan yang hidup yang berdiri sendiri.

Demikian semoga kita dapat mengamalkan Doa ini, semoga bermanfaat.
Read More
Doa Ketika Menghadapi Orang Yang Marah

Doa Ketika Menghadapi Orang Yang Marah


Image from : suara-islam.com

Menahan amarah dan mampu memaafkan adalah suatu keutamaan seorang muslim dan merupakan bagian dari ciri-ciri orang mukmin. Maka sangat penting mengetahui keutamaan dari menahan marah itu sendiri. Sebagaimana sabda rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya : "Dari Abu Hurairah Ra, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW :"Berilah wasiat kepadaku". Sabda Nabi SAW : "Janganlah engkau marah". Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau, "Janganlah engkau marah."

Rasulullah juga bersabda " barang siapa yang menyimpan amarah, lalu sanggup membuangnya. Pada hari kiamat nanti, dia akan dipanggil lebih dahulu dibanding manusia lainnya. dan kepadannya dipersilahkan memilih bidadari mana yang paling disukainnya." (HR Abu Dawud).

Dan bagaimana kita sebagai umat muslim menghadapi orang yang sedang marah?
Hendaknya kita berdiam dan tidak serta merta membalas kemarahannya, hadapilah dengan sabar dan tenang. dan lebih utama kita meminta petunjuk dan pertolongan kepada Allah yang maha Perkasa atas segala sesuatu. 

Berikut adalah bacaan doa ketika kita menghadapi orang yang marah agar kemarahannya menjadi reda dan tenang,



Latin :
LAA ILAAHA ILLALLOOHUL HALIIMUL HAKIIMU SUBHAANALLOOHI RABBIS SAMAAWAATIS SAB'I WA RAOBBIL 'ARSYIL 'ADZIIM. LAA ILAAHA ILAA ANTA 'AZZA JAARUKA WA JALLA TSANAA-UKA.

Artinya :
Tiada tuhan melainkan allah yang Maha kasih sayang lagi Maha Bijaksana, mahasuci allah yang memelihara tujuh langit dan yang memelihara 'Arsy yang besar. Tiada tuhan melainkan Engkau, sangat kuat perlindungan-Mu dan mahatinggi perlindungan-Mu.

Demikianlah Bacaan doa ketika kita menghadapi orang marah, semoga bermanfaat.

Read More
Kisah Mualaf Tentang Perjalanan Rohani Seorang Dokter Gigi

Kisah Mualaf Tentang Perjalanan Rohani Seorang Dokter Gigi

 

Kisah Mualaf - Namanya adalah Roger Hadden, ia berasal dari  Irlandia Utara. Dan seorang dokter gigi yang bekerja di Inggris. Sejak kecil ia dibesarkan oleh kedua orang tuannya dalam lingkungan Kristen.
Ia mengakui Meskipun dibesarkan dengan ajaran Alkitab, tapi dia tidak terlalu mengikuti prinsip-prinsip dalam alkitab. seperti kebanyakan kaum muda di Inggris, yang suka bersenang-senang dan hiburan.

Meskipun demikian ia selalu percaya bahwa Tuhan itu ada, dengan pikiran Ilmiahnnya  bahwa teori Big Bang (teori penciptaan alam semesta) “kejadian luar biasa itu pasti Tuhanlah yang mengatur” tuturnya.

Berikut Dia menceritakan bagaimana ia menemukan Islam dalam hidupnya..

“Aku terus berfikir tentang Tuhan dari waktu ke waktu, Kita tidak mungkin muncul tanpa sebab, dan kita tidak menciptakan diri kita sendiri, jadi kita pasti ada yang menciptakan”

“Pengenalanku dengan Islam pertama kali adalah lewat media, tapi aku cenderung untuk tidak menghakimi orang atau hal-hal semacam itu sampai aku melihat atau mencari tahu informasi sendiri”
Ketika aku mulai kuliah, aku bertemu dengan banyak Muslim. Pada waktu itu kami hanya sedikit membahas agama, tapi aku tidak sedang berusaha menjadi orang yang beragama ketika itu. Saat itu aku hanya ingin bersenang-senang.

Pada saat itu, aku tahu bahwa pada tahap tertentu, aku ingin mengubah jalan hidupku dan menjadi seorang Kristen. Aku kemudian juga mencari tahu tentang agama-agama lain dan mempelajari apa yang membuat orang-orang mempercayai agama mereka.

Ketika semester akhir perkuliahan, aku berencana untuk “mereformasi” diriku sendiri dan menjadi seorang Kristen yang taat seperti orang tuaku. Kemudian aku memulai membaca-baca Bible.
Konsep Trinitas dalam Kristen selalu mengganggu pikiranku, dan tujuan utamaku adalah untuk memahaminya. Aku ingat sewaktu kecil meminta Tuhan agar mengabulkan sesuatu. Aku tidak yakin, apakah akan berdoa kepada Tuhan atau kepada Yesus. Kemudian aku memutuskan berdoa kepada Tuhan, karena aku tahu Dialah yang menciptakan segala sesuatu, maka Dia akan mendengarku dan membantuku.

Aku berbicara dengan sejumlah orang untuk menjelaskan kepadaku tentang konsep Trinitas. Tapi tak satupun yang bisa meyakinkan ku. Aku terus membaca Alkitab untuk mencari kebenaran.
Jelas, aku bukan ahli agama Kristen, tapi masalah Trinitas ini sangat menggangguku. Mengapa para Nabi dalam kitab Perjanjian Lama berdoa kepada Tuhan dan melakukan tindakan serta berharap ampunan kepada Tuhan? Lalu kepada siapa Yesus berdoa?

Kitab Perjanjian Lama tidak menyebutkan soal Trinitas dan banyak yang juga yang mempertanyakannya dalam Perjanjian Baru. Aku tahu Tuhan tidak berubah, jadi pasti ada suatu masalah.

Aku bergaul dengan teman-teman di kampusku. Ada yang beragama Sikh, Katolik, Atheis dan beberapa Muslim.

Ketika aku tahu bahwa Islam memerintahkan menyembah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak boleh menyekutukannya, aku menjadi sangat tertarik. Aku terus membaca Alkitab dan sumber-sumber Kristen, tetapi aku juga mulai membaca beberapa buku-buku Islam.

Aku membaca, bahwa Muslim percaya Allah mengirimkan pesan-Nya kepada umat manusia melalui para Nabi yang berbeda sejak Nabi Adam. Semua Nabi percaya Tuhan Yang Maha Esa dan mereka juga percaya bahwa akan ada hari perhitungan ketika semua orang dibangkitkan dari kematian dan dihakimi.

Aku tersadar, bahwa inilah yang aku percayai. Aku kemudian mendiskusikan ini kepada orang tuaku, dan mereka tidak terlalu terkesan.

Dalam beberapa bulan kemudian karena karunia Allah, aku menjadi seorang Muslim.

Menjadi mualaf benar-benar mengubah hidup saya, dan dengan melihat ke belakang, aku tahu aku telah membuat keputusan yang benar, alhamdulillah.

Alih-alih menjalani hidup sesuai dengan nafsu dan keegoisanku, aku sekarang mencoba menjadi orang yang menyenangkan bagi orang lain dan bagi Tuhanku.
Sekarang aku telah menjadi Muslim selama lima tahun dan masih belajar hal-hal baru dan menakjubkan tentang Islam.

Setiap kali aku mendengar hal negatif tentang Islam, aku langsung mendapat penjelasan yang sangat positif dan indah. Aku terus belajar bahasa Arab dan Al Qur’an.

Islam juga membuat aku lebih fokus dalam karir, dan sekarang aku ingin melakukan segalanya dengan kemampuan terbaikku. Teman-teman di kampus sangat terkejut dengan perubahanku, terutama teman-teman yang berkaitan dengan kedokteran gigi.

Orang tuaku menganggap aku telah dicuci otak, beberapa temanku juga menganggap demikian, bahwa ini hanya sebuah fase hidupku. Tapi setelah berjalan lima tahun, orang tuaku tahu bahwa ini bukan hanya sebuah fase.

Pertama kali aku mengatakan kepada orang tuaku, bahwa aku ingin menjadi seorang Muslim, mereka mengatakan bahwa Islam adalah “agama kebencian” dan mereka melarangku masuk Islam. Tapi aku yakin dengan pilihanku, aku harus melakukannya (menjadi mualaf). Aku tidak ingin dihukum di kehidupan selanjutnya (akhirat).

Beberapa bulan kemudian aku mengambil langkah terbaik dalam hidupku dan memeluk Islam. Pada hari yang sama ayahku membelikanku sebuah mobil, bukan sebagai hadiah karena aku menjadi mualaf, tapi karena kebaikan hatinya dan itu terjadi kebetulan di hari yang sama saat aku menjadi mualaf.

Sejak kuliah, aku selalu tinggal jauh dari orang tua, tapi aku berusaha selalu mengunjungi mereka beberapa kali dalam setahun. Sejauh ini, aku merasa hubungan dengan orang tuaku tambah membaik, di waktu yang sama aku berusaha memenuhi perintah Allah dalam Al Qur’an.

Aku telah pindah dari universitasku dan kehilangan banyak teman-temanku yang dahulu.
Saat ini aku bekerja sebagai dokter gigi di Inggris. Aku bekerja sambil kuliah program master. Aku belajar bahasa Arab dan secara rutin menghadiri kajian-kajian Islam untuk meningkatkan pengetahuan tentang Islam.

Aku telah menikah dengan seorang wanita yang sangat spesial, dan atas karunia Allah, kami mempunyai anak laki-laki tampan berusia 1 tahun yang kami beri nama Ismail. Kami selalu berusaha menjadi Muslim yang lebih baik, dan kami berencana bepergian ke luar negeri ke negeri-negeri Muslim.

Sumber: dari OnIslam
Artikel pertama kali diterbitkan pada bulan Oktober 2009

Read More
Kisah Ahli Ibadah Yang Tidak Mendapatkan Surga

Kisah Ahli Ibadah Yang Tidak Mendapatkan Surga


Image from google.com

Kisah Abu bin Hasyim sang ahli ibadah

Alkisah ada ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yg kuat sekali tahajudnya. Hampir ber-tahun2 dia tdk pernah absen melakukan sholat tahajud.

Pd suatu ketika saat hendak mengambil wudhu utk tahajud, Abu dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yg duduk di bibir sumurnya.  Abu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah Engkau ?”.

Sambil tersenyum, sosok itu berkata; “Aku Malaikat utusan Allah” Abu Bin Hazim kaget sekaligus bangga krn kedatangan tamu malaikat mulia. Dia lalu bertanya, “Apa yg sedang kamu lakukan di sini ?” Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah”

Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya; “Wahai Malaikat, buku apakah yg kau bawa ?” Malaikat menjawab; “Ini adalah kumpulan nama hamba2 pencinta Allah.” Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dlm hati namanya ada disitu. Maka ditanyalah Malaikat itu. “Wahai Malaikat, adakah namaku disitu ?” Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amalan ibadahnya yg tdk kenal putusnya. Selalu mengerjakan sholat tahajud setiap malam, berdo’a dan bermunajat pd Allâh SWT di sepertiga malam.

“Baiklah, aku buka,” kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan ternyata Malaikat itu tdk menemukn nama Abu di dalamnya.

Tdk percaya, Abu bin Hazim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi. “Betul … namamu tdk ada di dalam buku ini !” kata Malaikat. Abu bin Hazim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat. Dia menangis se-jadi2nya. “Rugi sekali diriku yg selalu tegak berdiri di setiap malam dlm tahajud dan bermunajat … tetapi namaku tdk masuk dlm golongan para hamba pecinta Allah,” ratapnya.

Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim ! Bukan aku tdk tahu engkau bangun setiap malam ketika yg lain tidur … mengambil air wudhu dan kedinginan pd saat orang lain terlelap dlm buaian malam. Tapi tanganku dilarang Allâh menulis namamu.”

“Apakah gerangan yg menjadi penyebabnya ?” tanya Abu bin Hasyim. “

Engkau memang bermunajat kpd Allâh, tapi engkau pamerkan dgn rasa bangga ke- mana2 dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada org sakit atau lapar, tdk engkau tengok dan beri makan. Bgmn mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah kalau engkau sendiri tdk pernah mencintai hamba2 yg diciptakan Allâh ?” kata Malaikat itu.
Abu bin Hasyim spt disambar petir di siang bolong. Dia tersadar hubungan ibadah manusia tdklah hanya kpd Allâh semata (hablumminAllâh), tetapi juga ke sesama manusia.

JANGAN BANGGA DENGAN BANYAK SHALAT,PUASA DAN ZIKIR KARENA ITU SEMUA BELUM MEMBUAT ALLAH  SENANG !!!
```MAU TAHU APA YANG MEMBUAT ALLAH  SENANG ???

Nabi Musa : Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang ?

Allah :
SHOLAT ? Sholat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan sholat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar.

DZIKIR ? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang.

PUASA ? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri.

Nabi Musa : Lalu apa  yang membuat hatiMu senang Ya Allah ?

Allah : SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu.

Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya. ---Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262)---

Nah, bila kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah.

Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain... maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang karenanya.

Buatlah Allah senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang  dan bahagia.

(Kitab Mukasyafatul Qulub  Karya Imam Al Ghazali)

Saudaraku seiman sebarkanlah ilmu ini agar makin Barokah.
Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin...

Read More
Pohon Zaqqum Yang Tumbuh Dari Dasar Neraka

Pohon Zaqqum Yang Tumbuh Dari Dasar Neraka

Ilustrasi gambar : Google Image

Jenis Pohon Neraka - Seperti halnya disurga,  Neraka juga ditumbuhi pohon yang menjadi sumber makanan bagi penghuninya kelak, namun jenisnya sangat berbeda dengan pohon-pohon yang ada disurga yang menumbuhkan beraneka ragam buah-buahan yang nikmat rasanya, 

Baca juga : Gambaran Keindahan Surga Berdasarkan Alquran Dan hadits

Buah dari pohon neraka memiliki rasa yang sangat menyiksa bagi yang memakannya dan meyeramkan bagi yang melihatnya, Karena didalam Neraka tidak terdapat kesenangan sedikitpun Yang ada hanya penderitaan dan siksa yang teramat dahsyat.

Berdasarkan beberapa ayat,  didasar neraka Saqar atau Zahannam ada sebuah pohon yang tumbuh yang bernama Pohon Zaqqum, Dimana neraka Jahannam setelah dinyalakan hingga mendidih dan mengkilap seperti kotoran minyak, yang didalamnya penghuninya sungguh sangat kelaparan dan memakan buah dari pohon Zaqqum itu dengan rakus sehingga memenuhi perutnya dan mereka minum air sangat panas seperti unta kehausan hingga meleleh dan hancur isi perutnya.

Rasulullah Shallahu’alaihi wa Sallam bersabda menggambarkan tentang keadaan Pohon tersebut ”Seandainya setitik dari zaqqum diteteskan di dunia niscaya akan menghancurkan kehidupan semua penghuninya. Lalu bagaimana dengan keadaan orang yang menjadikan zaqqum sebagai makanannya?”

Tentunya kita membayangkan begitu dahsyat dan ngerinya Pohon dan makanan yang diperuntukkan bagi penghuni Neraka tersebut yang bahkan setetes saja air dari pohon Zaqqum yang diteteskan kedunia maka dunia dan penghuninya akan hancur lebur dan binasa karena panasnya air tersebut.

Beberapa nash Al-qur’an menerangkan tentang sifat-sifat dari Pohon Zaqqum tersebut,

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, ”(Makanan surga) itulah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka jahim”.(As Shaffat:62 – 68 )

Dalam firman yang lain dikatakan, “Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidik di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas”.(Ad Dukhaan:43-46)

Allah Subhanahu wa ta’ala juga melansirnya di dalam firman-Nya, “Kemudian sesungguhnya kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan”.(Al-Waqiah:51-56)

Informasi tentang pohon zaqqum juga dijelaskan dalam surat  al-Isra ayat 60. Allah SWT menyebut pohon ini sebagai pohon terlaknat.

“Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka”. (QS. al-Isra: 60).

Ayat ini diturunkan untuk memperingatkan orang kafir saat Nabi Muhammad menjelaskan tentang ancaman akhirat. Saat itu Nabi Muhammad SAW menjelaskan apa yang dilihatnya saat melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj salah satunya pohon zaqqum. Namun hal ini justru membuat mereka semakin kafir. Mereka berpikir bagaimana mungkin pohon bisa tumbuh di dasar neraka yang apinya menyala-nyala.

Bahkan dalam sebuah riwayat Ibnu Abbas yang ditafsirkan Ibnu Katsir menyebutkan “Bahwa setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang pohon Zaqqum, Abu Jahal langsung berkomentar,
“Sini, ambilkan kurma sama krim susu.” Lalu dia mengunyah kurma dan krim itu. Sambil mengatakan, “Tazaqqamuu (telan ini). Kami tidak kenal istilah zaqqum selain ini.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/92).”

Allah SWT juga menjelaskan dalam surat ad-Dukkhan dan Waqi’ah bahwa zaqqum adalah makanan untuk para pembuat maksiat dan mendustakan. Makanan ini bisa menghancurkan isi perut, namun mereka terpaksa memakannya karena tidak ada lagi yang bisa dimakan di neraka.


Kita sebagai umat Islam tentunya harus mempercayai adanya Pohon Zaqqum ini, karena berita tersebut telah disampaikan langsung dari Allah Subhanahu wa ta’ala melalui ayat-ayat Al quran dan Rasulnya, dengan berita tersebut mudahan kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT didunia dan mudahan kita semua termasuk orang-orang yang diselamatkan diakhirat kelak, Amin.
Read More
8 Pintu Surga

8 Pintu Surga

Ilustrasi gambar : google.com

Kemegahan Pintu Surga - Inilah Puncak perjalanan proses alam akhirat yang sangat dinanti oleh orang-orang yang beriman, yaitu memasuki Surganya Allah Swt,  Tempat kesudahan yang abadi yang luasnya seluas langit dan bumi sebagaimana difirmankan Allah dalam surah Ali Imran ayat 133: "Kejarlah oleh kamu ampunan Tuhan kamu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi disediakan bagi orang-orang yang bertakwa."

Setelah melalui Proses perjalanan yang panjang diakhirat dari Kebangkitan Kubur, penantian di padang mahsyar, proses Timbangan amal ,Pembagian catatan amal, melewati Titian Shirath yang maha dahsyat dan pada akhirnya orang-orang beriman akan sampai di Pintu Syurga, Tempat Istirahat yg didalamnya penuh kenikmatan dan  abadi.

Ketika memasuki pintu-pintu surga mereka akan disambut oleh para Malaikat-malaikat yang menjaganya seraya menyerukan salam kesejahteraan dan kedamaian bagi orang-orang yang memang berhak atas nikmat surga itu.

“…Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya sudah terbuka, berkatalah penjaga-penjaganya, ‘Kesejahteraan (dilimpahkan) atas kalian, berbahagialah kalian! Maka masukilah surga ini sedang kalian kekal didalamnya.” (QS. Az-Zumar: 73)

Bagi orang mukmin yang bertakwa disediakan oleh Allah swt yang Maha Pengasih dan Penyayang sebuah tempat kesudahan yang berisi segala bentuk kenikmatan didalamnya masyhur dikenal sebagai sesuatu yang tak pernah dilihat oleh mata, didengar telinga atau terlintas di hati manusia sebelumnya yang merupakan rahasia Allah atas makhluk-Nya yang bertakwa.

Perlu kita ketahui Sebagaimana diberitakan Al-Qur’an, surga itu memiliki pintu-pintu. Lewat pintu-pintu itulah orang mukmin dari zaman awal hingga zaman akhir, juga Nabi Muhammad saw. beserta umatnya akan berbondong-bondong memasukinya.

Baca juga : Kepanikan Manusia Diatas Titian Shirath.

Berapa Jumlah Pintu Surga Tersebut ?
Penjelasan terperinci mengenai pintu-pintu surga tertuang dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah melalui periwayatan Imam Bukhari dan Muslim.

Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa membelanjakan sebagian harta kekayaannya di jalan Allah swt., ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga dan surga memiliki delapan buah pintu. Orang yang mengerjakan shalat (secara teratur dan benar) akan dipanggil dari pintu shalat, orang yang sering bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah, orang yang berjihad akan dipanggil dari pintu jihad dan orang yang sering berpuasa secara teratur akan dipanggil dari pintu puasa.”

Abu Bakar lalu bertanya, “Adakah orang yang akan dipanggil dari semua pintu itu, ya Rasulullah?”

Nabi menjawab, “Ada dan kuharap kau salah satu dari mereka.”

Sedangkan di dalam hadits shahih Bukhari disebutkan bahwa jumlah pintunya ada 8 buah. Dari Sahal bin Saad ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Di surga ada 8 pintu. salah satunya pintu yang disebut Ar-Rayyan yang tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa” (HR Bukhari)

Terjemah Daqoiqul Akhbar

Ibnu Abbas ra. berkata:
Surga mempunyai 8 pintu yang terbuat dari emas, yang dihiasi dengan jauhar (sejenis mutiara) dan pada pintu yang pertama tertulis kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR RASUULULLAH, yaitu pintu bagi para Nabi dan Rasul, syuhada’ dan juga pintunya orang-orang yang dermawan. Pintu yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang mendirikan shalat, orang yang menyempurnakan wudhunya dan orang yang menyempurnakan rukun-rukun shalatnya. Pintu yang ketiga yaitu pintu bagi orang-orang yang memberikan zakatnya dengan senang hati dan ikhlas. Pintu yang keempat yaitu pintu bagi orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah terhadap perbuatan munkar. Pintu yang kelima yaitu pintu bagi orang-orang yang dapat memelihara syahwatnya dan mencegah dari nafsu yang buruk. Pintu yang keenam yaitu pintu bagi orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah. Pintu yang ketujuh yaitu pintu bagi orang-orang yang berjihad (dijalan Allah). Dan pintu yang kedelapan yaitu pintu bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang yang memejamkan matanya dari perbuatan dan sesuatu yang haram, orang-orang yang melakukan kebaikan, diantaranya: berbuat baik kepada orang tua, mempererat tali persaudaraan (silaturrahim) dan lain sebagainya.

Baca juga : Gambaran Keindahan Surga Berdasarkan Al Quran Dan Hadits

Bisa ditarik kesimpulan bahwa di surga ada pintu-pintu khusus yang akan dimasuki orang yang memiliki amal khusus dan menonjol dalam hidupnya. Yang bagus dari segi shalat, meliputi kekhusyuan, kesempurnaan waktu dan rukunnya serta sering melakukan shalat sunnah, maka dia akan memasuki surga lewat pintu shalat. Demikian pula yang ahli sedekah akan masuk lewat pintu sedekah. Seperti juga yang berjihad dan berpuasa. Untuk pintu puasa, Nabi menambahkan keterangan lewat sabdanya:

"Di dalam surga terdapat delapan pintu, salah satunya sebuah pintu yang disebut dengan "ar-Rayyan". Tidak memasuki pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa, dan apabila mereka sudah memasukinya, pintu itu akan dikunci lagi, sehingga tidak ada yang masuk lewatnya." Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Sahal bin Sa’ad.

Sedang mengenai kepastian pintu-pintu yang lain tak didapat keterangan lugasnya. Namun, para ulama meyakini bahwa amal kebajikan manusialah yang menjadi alasan bagi kekhususan pintu-pintu surga itu. Kebajikan itulah hal utama yang membuat seseorang akan masuk surga lewat satu pintu atau dapat melalui pintu yang manapun yang dia kehendaki karena amal perbuatannya memadai untuk lewat di semua pintu surga yang telah disediakan Allah. Beberapa ulama lain berpendapat bahwa pintu surga sebenarnya berjumlah banyak.

Bagaimana Luasnya Pintu Surga? 

Sebuah hadits dari Abu Hurairah memberitakan mengenai luasnya pintu surga. Hadits yang merupakan riwayat dari Bukhari, Ahmad, dan Abu Uwanah itu menceritakan bahwa suatu ketika kepada Nabi dihidangkan semangkuk roti yang dimasak dengan daging. Rasulullah lantas menggigit lengan kambing pada bagian yang paling digemarinya dan berujar, “Aku adalah pemimpin manusia pada hari kiamat.” Kata-kata ini diucapkan Nabi sebanyak dua kali yang ternyata dimaksudkan untuk memancing pertanyaan dari para sahabat kenapa hal itu bisa terjadi. Nabi yang mulia itu lalu bercerita bahwa ia datang ke Arsyi, lalu bersujud di hadapan Allah dan Allah menempatkan dirinya pada tempat yang belum pernah ditempati siapa pun sebelumnya dan tak akan ditempati siapa pun sesudahnya.

Kemudian Nabi bertanya mengenai umatnya dan Allah pun berfirman, “Wahai Muhammad masukkan umatmu yang tidak dihisab lewat pintu sebelah kanan. Mereka bebas masuk pintu-pintu lainnya.” Kemudian Nabi pun bersabda, “Demi Muhmmad yang jiwanya ada ditangan-Nya, jarak antara kedua daun pintu surga adalah seperti Mekah dan Hajar atau Hajar dan Mekah.”

Hadits ini menjadi pijakan kuat bagi informasi mengenai luas pintu surga yang gaib bagi kita itu. Jarak antara Mekah dan Hajar sendiri diperkirakan berjarak 1160 km. Sedangkan dalam redaksi lain yang juga diyakini keshahihannya, jarak pintu surga adalah seperti Mekah dan Basrah, yakni 1250 km.

Di luar penjelasan ini terdapat beberapa hadits yang dianggap lebih lemah semisal hadits riwayat Ahmad dalam Musnad-nya yang ia dengar dari Al-Jariri yang berkata bahwa Nabi saw bersabda, “Jarak antara dua daun pintu surga adalah empat puluh tahun. Pada suatu hari, ia penuh sesak.” Sementara itu, hadits lain ada yang menyebut luas antara dua daun pintu surga adalah tujuh puluh tahun perjalanan. Waallahu A’lam.

Mengenai ciri-ciri pintu surga didapat penjelasan dari Walid bin Muslim bahwa pintu-pintu surga itu dapat dilihat oleh manusia. Bagian luar pintu-pintu surga itu dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Menurutnya, pintu surga itu dapat berbicara dan orang dapat berbicara dengannya. Pintu-pintu surga juga memahami perkataan seperti, “Bukalah atau tutuplah.”

Ciri pintu surga yang lain adalah memiliki rantai sebagaimana diberitakan Anas bin Malik. Ia menyebut bahwa Nabi pernah berkata, beliaulah yang pertama kali memegang rantai pintu surga dan itu merupakan kebanggaan tinggi yang tak ada kebanggaan lain melebihi itu. Ibnu Uyainah juga menyebut, sebagaimana diriwayatkan Imam Tirmidzi bahwa Nabi saw menyebut rantai itu dipegang beliau dan kemudian digerak-gerakkannya. Demikian sebagaimana ditulis Ibnu a-Qayyim Al-Jauziyyah dalam Tamasya ke Surga.

Baca juga : Dahsyatnya Tujuh Tingkatan Neraka

Selanjutnya ciri pintu surga dianggap bersesuaian dengan keadaan surga yang bertingkat-tingkat. Jadi surga yang lebih tinggi memiliki pintu yang lebih luas dibanding tingkatan surga yang lebih rendah. Secara logis juga diyakini, jika luas surga bermacam-macam maka luas pintunya juga bermacam-macam.

Wallahu a'lam bish-shawab (Hanya Allah yang Maha tahu kebenarannya/ kesesuaiannya)


Read More